Pages

Ads 468x60px

Featured Posts

Tuesday, June 4, 2019

KHUTBAH IDUL FITRIH

Khutbah Idul Fitrih

الله اكبر… الله اكبر… الله اكبر…(7x) لااله الاالله والله اكبر الله اكبر ولله الحمد

 َاللهُ اكبَر كَبيْرًا والحَمدُ للهِ كثِيرًا وَسُبحَانَ اللهِ بُكرَةً واَصِيلا, لااله اِلااللهُ ولانعْبدُ الاإيّاه, مُخلِصِينَ لَه الدّ يْن, وَلَو كَرِهَ الكَا فِرُون, وَلَو كرِهَ المُنَافِقوْن, وَلَوكرِهَ المُشْرِكوْن, لاالهَ اِلا اللهَ وَحدَه, صَدَق ُوَعْدَه, وَنَصَرَ عبْدَه, وَأعَزّجُندَهُ وَهَزَمَ الاحْزَابَ وَاحْدَه, لاالهَ اِلاالله وَاللهُ اَكبر, اللهُ اكبَرُ وَِللهِ الحمد.

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ . َأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

اللهم صل وسلم عَلَيْ محمد وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ. أوصيكم وإياي بتقوي الله لعاكم ترحمون . قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمِ: [يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ]


Segala puji bagi Allah yang telah memberi nikmat kesempatan kepada kita untuk bisa bertemu dengan Ramadhan, sehingga kita bisa menunaikan ibadah shiyam, qiyam, dan ibadah-ibadah lainnya. Kita juga bermohon kepada Allah agar ibadah-ibadah tersebut diterima dan dilipatgandakan pahalanya. Dan akhirnya kita bermohon agar kiranya diizinkan menutup Ramadhan dengan menggapai keridhaan, ampunan dan pelepasan dari api neraka.

Selawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita Muhammad, keluarga, sahabat, dan umatnya hingga akhir zaman.

Sebagaimana kita ketahui bahwa kehidupan dunia ini akan berakhir sebagaimana umur manusia juga akan berakhir, demikian juga dengan Ramadhan, ia akan berakhir. Rasanya seperti baru kemarin kita menjemput Ramadhan, namun kini ia telah pergi lagi, meski ia masih akan kembali, namun belum tentu ia bertemu dengan kita lagi, karena kematian setiap saat bisa datang memutus semua hubungan, termasuk memutus hubungan kita dengan Ramadhan tahun depan. Nabi bersabda:

َ أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ يَعْنِي الْمَوْتَ


“Banyak-banyaklah mengingat pemutus kenikmatan yaitu kematian” (HR. Tirmidzi)

Umur manusia di dunia ini tidak akan ada nilainya jika tanpa amal, seseorang menjadi mulia atau hina bukan karena umurnya, tapi karena amal yang menghiasi umurnya. Nabi memandang bahwa orang yang paling baik adalah yang panjang umurnya dan baik amalnya. Sebaliknya, orang yang paling buruk adalah yang panjang umurnya dan buruk amalnya.

Kita bersyukur bahwa Allah swt masih mempertemukan kita dengan Ramadhan dan merayakan Idul Fitri bersama-sama. Padahal, banyak saudara kita yang tidak bisa hadir padahal tahun kemaren msh disini bersama kita, lantaran sakit, terhalang, atau karena telah mendahului kita.

Jama'ah idul fitrih yg dimuliakan Allah.
Apa yg sepatutnya kita lakukan dihari yg penuh barokah ini. Agar sisa hidup kita kedepan semakin baik dan bermakna. Yaitu, mari kita bermuhasabah (merenung) tentang apa saja yang kita telah lakukan selama ini, selama hidup kita.

Allah maha tau orang2 yang terluka hatinya, Allah maha tau setiap dusta yang kita ucapkan, Allah maha tau setiap kebusukan hati kita
Riya' dibalik amal amal kita, sombong dan takaburnya diri kita.
Allah maha tau setiap kedengkian yang ada dihati kita, Allah maha tau setiap maksiat yang terang terangan maupun yang tersembunyi

Saat ini kita dihargai bukan karena kemuliaan yang kita miliki
Kita dihargai karena allah masih menutupi kebusukan dan aib-aib kita yang sebenarnya, Andaikata Allah berkehendak membeberkan, maka tiada satupun yang dapat menghalangi

Wahai saudara saudaraku...
Andaikata sisa hidup kita akan berakhir, maka tiada satupun yang dapat menyelamatkan kita, selain karunia dan rahmat Allah
Mana amal ibadah yang kita miliki?
Sholat jarang khusyu, itupun hanya sisa waktu
Amal kita, shodaqoh kita... itupun hanya sisa uang yang tak beharga
Andaikata kita menolong dan berbuat kebaikan, jarang ikhlas
Puasa yang kita lakukan, hanya perut saja yang puasa, mata tidak puasa, hati tidak puasa
Mari kita kenang pengkhianatan yang telah kita lakukan pada Allah dengan mata titipannya ini. Allah tahu setiap lirikan mata kita dan Allah tahu setiap niat
yang terkandung dari lirikan mata titipan-NYA ini.
Kita sering melihat yang diharamkan Allah, kita jarang membaca Al qur'an, kita dg mata kita sering sinis melihat keberhasilan orang lain, kita sering meremehkan orang lain dengan pandangan kita.

Mari kita ingat dosa telinga kita. Telinga ini adalah milik Allah, sangat mudah bagi Allah membuat dunia ini jadi sepi, apa sulitnya bagi Allah mengambil telinga ini.
Andaikata telinga kita diambil maka tiada lagi terdengar suara
saudara-saudara kita, suara ayat-ayat qur'an, suara adzan. Mari kita mohon ampun terhadap telinga titipannya ini.

Jama'ah idul fitrih yg dimuliakan Allah.
Mari kita ingat dosa lisan kita. Siapa yang suka berkata dusta. Siapa yang suka mengada-ada. Ingatlah wahai saudara2ku, sebagian besar penghuni neraka adalah karena lidahnya. Ingatlah siapa saja yang telah tercabik-cabik hatinya dengan kata-kata kita, terutama yang pernah mendholimi Ortu-nya dengan lisannya. Yang pernah mendholimi orang-orang lemah dengan lisannya, apalagi yang senantiasa marah. Berapa banyak orang yang tercabik-cabik hatinya karena lisan kita. Berapa banyak orang miskin yang pernah kita hina.

Jama'ah idul fitrih yg dimuliakan Allah.
Ingatlah satu desah nafas adalah satu langkah menuju kubur kita, semakin hari hidup kita semakin dekat dengan kematian. Kita pasti meninggalkan semua yang kita cintai selama ini. Ingatlah bahwa ajal dapat menjemput kita kapan saja, mungkin saat kita berjalan, saat kita bekerja ataupun saat kita berma'siyat.
Matian-matian kita mencintai dunia ini pastilah kita akan meninggalkannya.

Jama'ah idul fitrih yg dimuliakan Allah.
Andaikata ajal menjemput kita pagi ini..siapkah kita?
Ingatlah bahwa sakaratul maut adalah saat yang paling pahit.
Harta yang kita kumpulkan mati-matian yang membuat kita pusing sehari-hari tidak dapat kita bawa, hanya secarik kain
kafan yang dibalutkan ke tubuh kita.

Jama'ah idul fitrih yg dimuliakan Allah.
Mari bayangkan saat tubuh kita sudah kaku, wajah sudah membeku dan dibungkus kain kafan, bersyukurlah kalau kita masih ada yang mengurus. Bersyukurlah kalau nanti kita ada yang menyolatkan.
Istri/suami dan anak-anak kita serta saudara-saudara kita menangis disekitar kita, kemudian kita akan diusung ke tempat kita yang baru yaitu liang lahat, kita akan dimasukkan ke dalamnya.
Inilah pertemuan terakhir dengan mereka, tinggallah kita sendiri di liang lahat. Mereka semua akan pulang, belatung dan
cacing sudah mulai mengunyah tubuh kita, mata, telinga, wajah dan tulang kita, perut mulai membusuk, serangga-serangga tanah berkeliaran di mata, mulut kita.

Sepertinya sholat kita akan membela tapi sholat kita terlalu lemah karena tidak pernah khusu'

Sepertinya sedekah kita akan membela tapi sedekah kita terlalu lemah karena kita terlampau kikir

Sepertinya puasa kita akan membela tapi puasa kita terlalu lemah karena hanya perut saja yang puasa

Sepertinya haji kita akan membela tapi haji kita adalah haji mardud (tertolak) karena niat yang tidak benar.

Jama'ah idul fitrih yg dimuliakan Allah
Dibulan syawal ini juga selepas bulan ramadhan, malaikat jibril pernah berdo'a kehadirat Allah SWT, dan do'a tersebut di amini oleh rosulullah.
# Ya Allah jgn terima puasanya anak yg durhaka pd orang tuanya. (Rosulullah menjawab: aaamiiin)
# Ya Allah jgn terima puasanya istri yg durhaka pd suaminya. (Rosulullah menjawab: aaamiiin)
# Ya Allah jgn terima puasanya bagi sesama muslim saling bermusuhan dan tdk saling sapa. (Rosulullah menjawab: aaamiiin)

Jama'ah idul fitrih yg dimuliakan Allah
Do'a apa yg tdk dikabulkan jika yg berdo'a adalah malaikat jibril dan yg mengamini adalah rasulullah. Utk itu jamaah idul fitrih rohimakumullah, marilah selepas sholat idul fitrih ini kita saling memaafkan, saling minta maaf, saling memberi maaf agar dosa2 kita selama ini terhapuskan seperti sabda rasulullah:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa berpuasa Ramadhan dengan keimanan (kepada Allah) dan mengharap pahala maka akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu"

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الأيآت وَالذَّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، فَاسْتَغْفِرُوْا إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

KHUTBAH KEDUA.

للهُ أَكْبَرُ (5 x) لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلَا، لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ... لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ... لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ الحَمْدُ لِلَّهِ أَفَاضَ نِعَمَهُ عَلَيْنَا وَأَعْظَمَ. وَإِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللهِ لَا تُحْصُوْهَا, أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ. أَسْبَغَ نِعَمَهُ عَلَيْنَا ظَاهِرَهَا وَبَاطِنَهَا وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْن.أَمَّا بَعْدُ: أّيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْ تُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ الْكِتَابِ الْحَكِيْمِ، يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا اسْتَجِيْبُوا لِلَّهِ وَلِرَسُوْلِهِ إِذَا دَعَاكُمْ لَمَّا يُحْيِيْكُمْ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ يَحُوْلُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ وَأَنَّهُ إِلَيْهِ تُخْشَرُوْنَ. اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ. Do'a org tua

Ya Allah jadikanlah hari ini menjadi hari ampunan bagi segala kebusukan kami.
Tubuh kami kotor penuh dosa, hidup kami berselimut aib.. kini kami berada di hadapanMu… Ampuni yaa Allah sebusuk apapun masa lalu yang pernah kami lalui .. Ampuni sebanyak apapun dosa-dosa yang melumuri tubuh ini.. Hapuskan yaa Allah sekelam apapun masa lalu kami..
Ya Allah, kami adalah orang2 yg lalai!, kami sering mninggalkan apa-apa yg telah engkau perintahkan kpd kami, kami lalai ya Allah. Ya Allah betapa agungNya engkau, Engkau beri kami mata, telinga, lidah, tangan, kaki, dan akal pikiran, tapi kami tdk mggunakan semua itu utk hal2 yg baik, hal-hal yg engkau perintahkan Ya Allah. Ya Allah Yang Maha Mengetahui, saat ini, mungkin kami semua masih bisa bertatapan muka, kami masih bisa melihat senyum indah kedua orang tua kami, senyum nakal anak2 kami, dan senyum saudara2 kami, kami tidak tahu beberapa saat lagi kedepan, mungkin semua itu akan hilang & tidak dapat kami jumpai lagi.

Ya Allah..ampuni kami para suami yang pernah mendzalimi istri-istri kami.. juga ampuni para istri yang kurang dapat melayani keluarganya. Ampuni jikalau kami salah mendidik keluarga dan anak-anak kami Ya Allah..
Utuhkan kami di dunia.. utuhkan kami di surgaMu
Ya Allah.. Selamatkan anak-anak kami, Muliakan akhlaknya .. kuatkan imannya..
jangan biarkan mereka tersesat karena kami ya allah, bimbing kami agar bisa menjadi orangtua yang benar, bertanggungjawab, jangan biarkan anak2 kami menuntut kami diakhirat ya allah, karuniakan kami rumah tangga yang sakinah, keturunan yang sholeh sholehah.

Ya Allah ya Robbi....
Golongkan hari-hari kami menjadi hari-hari yang penuh kerinduan, rindu ingin
bisa pulang berjumpa denganmu ya Allah.
Ya Rob andai suatu saat malaikat maut menjemput kami, ijinkanlah saat kematian
kami saat terindah dalam hidup ini dengan bekal yang cukup ya alloh.
ya allah ijinkan kami wafat khusnul khotimah.

رَبَّناَ أَتِنَا فِىْ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِىْ الْأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّناَ لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِىْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر

Tuesday, August 21, 2012

Foto Keluarga H. Mahbub Junaidi








True Story "Bidadari Terakhir"

BIDADARI TERAKHIR
(KISAH NYATA HIDUP SEORANG KUPU KUPU MALAM)

oleh Agnes Davonar pada 7 Agustus 2012 pukul 1:27 ·


CATATAN:

TULISAN INI MENJADI TULISAN TERAKHIR YANG DITINGGALKAN DAN MENJADI KENANGAN BAGI YANG MENCINTAI DAN MENGENANGNYA SEBAGAI BIDADARI TERAKHIR

" Karena sekeras apapun aku berpikir tentangmu-hanya ada satu hal yang bisa kupahami bahwa kaulah hal terindah yang pernah kumiliki dalam hidup ini"

Diangkat dari sebuah kisah nyata cinta seorang pria dengan PSK

(info : penulis diminta sendiri loh sama narasumber, jadi kalau di kaskus ada yang sama kisahnya ya karena sumbernya sama :) tapi untuk kepentingan naskah agar mudah dicerna penulis mengubah sedikit saja , selama membaca...)

Malam itu, seharusnya bukan jadi malam milik gua. Malam yang sesungguhnya bukanlah yang gua harapkan. Adit, temen kecil gua. Entah harus bagaimana gua mengatakan? Tiba-tiba ketika habis pulang dari hang out di kafe, mengarahkan motornya ke sebuah tempat yang mungkin baru dalam hidup gua. Tempat pelacuran, ya.. semua juga tau kalau daerah yang sedang gua injakkan kaki ini adalah daerah protistusi. Gua sempat protes sama Adit, kenapa tiba-tiba ngajak gua ke tempat kayak ginian. Umur gua kan masih 17 tahun dan baru aja dapat ktp resmi seumur-umur hidup gua.

Gua gak bisa ngelarang teman gua untuk menyalurkan apa yang dia inginkan walaupun harus dengan cara seperti ini. yang terbaik buat gua adalah tidak ikut dalam permainan dia. Akhirnya kita berdua memarkirkan motor di sebuah rumah. Banyak cewek-cewek cantik yang berdiri sambil menggoda. Adit masuk, dan gua memutuskan untuk tunggu di luar. Sesekali dia nanya ke gua,

“ yakin loe gak mau coba? Gua bayarin deh!”

“ ogah, gua masih tahan iman, loe aja sana! Jangan pakai lama! Entar kalau digrebek polisi, disangka gua lagi yang mau!”

“ iya-iya, anteng aja loe disana.. “

Dengan wajah cemburut dan tatapan beberapa perempuan gua seperti orang bego yang nunggu diluar sambil megangan helm gua. Adit uda memilih cewek yang harus jadi teman dia malam itu. Gua menunggu di luar dan tiba-tiba salah satu cewek di dalam rumah itu keluar sambil menghisap rokok. Dia ngeliat gua, lalu menawarkan rokok kepada gua.

“ Enggak makasih, gua gak ngerokok “ kata gua menolak dengna harus.

“ Hah, jaman gini masih ada yang gak ngerokok.. aneh..” Tanya cewek itu dan gua hanya senyum-senyum.

Dia duduk disebelah gua, menatap mata gua dengan tajam sambil sesekali membuang asap rokok ke langit-langit atap.

“ Kok nunggu disini, ga ikutan aja sama temen kamu!”

“ Enggak , biarian aja si adit yang pengen,.. Cuma nemenin aja”

“ uda, loe sama gua aja mau? “

Gua memandang cewek disamping gua, sejujurnya dia cewek yang cantik, putih dan idaman gua. Tapi ketika dia menawarkan dirinya ke gua, tiba-tiba gua jadi ilfell. Kenapa cewek secantik ini harus menjadi seorang pelacur, dunia ini memang gak adil.

“ enggak mbak ,makasih”

“ uda maulah, gua kasih diskon.. “ tawar dia lagi.

“ beneran mbak, saya gak mau..” tolak gua dengan halus.

“ apes deh gua, daritadi gak ada yang mau ama gua..”

“ loh mbak kan cantik, kok ga ada yang mau..!”

“ ya nasib lah, namanya juga jualan, kadang laku, kadang kagak, malah gua lagi ada masalah lagi,,.”

Entah mengapa gua jadi merasa ingin tau masalah dia.

“ masalah apa mbak?” Tanya gua

“ umur loe berapa?” Tanya dia ke gua

“ masuk 17 tahun ini,., “

“ yailah, masih brondong, masih belum tau namanya dunia dewasa..” ledek dia.

“ kata siapa.. setiap orang punya masalah, gak mandang gede atau kecil umurnya..”

Dia melihat gua, mungkin dia merasa gua pinter merangkai kata-kata.

“kayanya loe bukan cowok brengsek ya.. beda sama cowok-cowok yang suka kesini Cuma pengen cari cewek buat kesenangan sesaat’

Gua tersenyum manyum dipuji dia.

“ Hehe, ga semua cowok brengsek kok mbak..

“ mungkin aja… hm.. gua lagi butuh duit..” kata dia tiba-tiba.

Dalam hati gua, mungkin ini masalah klasik. Kalau ga butuh duit, buat apa dia kerja sebagai pelacur.

“ Maaf kalau boleh tau, duit buat apa ya?”

“ nasib jadi orang miskin, selalu kena masalah, nyokap gua tiba-tiba ada benjolan di perut, kemarin sempat dibawah ke puskemas, kata dokter sih tumor ringan. Mesti cepat-cepat di operasi kata dokter, tapi ya tau sendiri Negara kita, apa-apa butuh duit. Ujung-ujungnya duit buat operasi. Makanya gua lagi sial, semingguan ini jarang dapat pelanggan. Apes..”

Entah mengapa, gua merasa, ada kejujuran dari apa yang cewek ini ngomongin. Dia gak seperti lagi sandiwara.

“ namanya mbak siapa?”

“ panggil gua Eva aja! Loe?”

“ Gua, Rasya.. “

Tiba-tiba kita terdiam, melihat wajahnya yang tampak sedih sehabis cerita kehidupan dia, gua merasa iba dan menawarkan dia setulus hati.

“ kalau eva emang butuh duit, gua ada, tapi gak banyak, kali-kali aja bisa bantuin nutupin kekurangan.”

Dia ngeliat gua.

“ loe kan masih 17tahun, mau dapat duit dari mana 1,5 juta kekurangang gue..”

“ oo, jadi kurangnya 1,5juta. Tenang aja Va, gua ada kok kalau segitu, tapi kalau sekarang.. gua ga bawa duitnya.. kalau besok gimana?”

Dia tertawa kecil.

“ gua sih uda biasa digombalin sama pelanggan. Tapi kalau digombalin berondong sih baru kali ini..” ledek dia.

“ sumpah gua ga bohong, gini aja, nomor hendphone loe berapa? Nanti besok gua telepon dan kasih duitnya, tapi jangan disini ya.. soalnya gua ga nyaman..”

“ terserah mau dimana, neh nomor gue..” kata dia sambil ngasih kertas dengan angka nomor telepon dia.

" inget loe, gua ini bukan orang baik. "

" gua juga bukan orang baik. tapi juga bukan orang jahat, gua dan loe hanya terlahir di dunia yang keduanya gak bisa kita hindari.."

Tiba-tiba adit selesai, dan dia langsung menuju gua. Sebelum adit ngajak gua pergi, gua pamitan sama eva. Dia tersenyum. Dari wajahnya gua tau, dia pasti berharap banget apa yang gua katakan ke dia itu benar. Walau sebenarnya gua sendiri ga punya duit sebanyak yang dia mau. Duit yang gua punya Cuma ada 900 ribu dan masih kurang 600 ribu buat ngasih ke eva. Akhirnya gua mesti nunggu seminggu hingga terkumpul 1,5 juta. Bermodalkan duit yang sesungguhnya hasil uang jajan gua. Akhirnya gua nelepon dia. Sebelum memastikan apa eva benar-benar sungguh-sungguh atau bohong, gua sempet survey ke psk sekitar tempat kerja eva dan hasilnya positif dia ga bohong makanya gua usahain duit terkumpul cepat.

Eva terkejut ketika gua nelepon dia, gua meminta janjian ketemu sama dia di kafe yang telah gua tentukan. Seumur-umur dalam hidup gua, baru kali ini gua beramal cukup besar untuk orang lain. Gua masukan duit itu dalam tas gua. Mungkin bonyok gua akan marah besar kalau tau duit jajan gua habis untuk dia. Tapi gua cukup beruntung terlahir dari keluarga yang mampu, jadi gua yakin. Bonyok gak akan tega biarin gua hidup tanpa duit sedikitpun andai gua bilang, gua butuh duit.

***

Eva muncul dengan pakaian yang lebih tertutup kebanding pertama kali gua lihat. Kita makan dan sesekali gua jelaskan kenapa gua baru hubungi dia dengan alasan sibuk ujian, padahal sesungguhya sibuk nabung untuk bantu dia. Eva mungkin gak pernah kepikiran kalau gua ngajak dia ketemu untuk bantu keuangan dia, dia lebih berpikir kalau gua ini ketemu dia sebagai seseorang yang membutuhkan dia seperti laki-laki lainnya.

Kita sempat jalan-jalan sebentar sampai akhirnya motor gua membawa dia ke pantai. Kebetulan mal di kota gua selalu dekat dengan pantai. Gua duduk disamping dia. Dia langsung menyodorkan pertanyaan.

“ sebenarnya , loe manggil gua untuk make gua? Atau temenin loe jalan sih?”

“ coba tebak?” Tanya gua.

“ dua-duanya juga ga masalah, gua uda lama gak jalan sama cowok. Terakhir pacaran juga apes. Dari sekian cowok yang nembak gua, Cuma dia yang gua terima. Ujung-ujungnya cowok emang brengsek. Cuma mau tidur sama gue.. makanya sejak sekarang gua mati rasa sama yang namanya cinta.. !”

“ loh kayaknya loe dendam banget ya sama cowok. Maaf loh kalau lancang, Cuma ngerasa gitu”

“ ngapain minta maaf, emang nasib gua kok. Terlahir sebagai cewek hina, miskin, keluarga berantakan. Lonte..” tiba-tiba eva nangis dengan kalimat terakhir itu.

“ loe nangis..” Tanya gua jadi ikut sedih.

“ lonte.. gua uda sering denger kalimat itu dari mulut orang lain buat gua, rasanya nyakitin banget. Asal loe tau , kalau aja dunia ini lebih indah dari yang gua mau. Gua juga gak mau jadi lonte.. siapa sih di dunia ini yang mau jadi pelacur, lonte. Ini karena terpaksa. Masih ada adik sama keluarga yang butuh gua untuk bertahan hidup..”

“ eva.. jangan nangis dong. Tujuan gua kesini, Cuma pengen ngasih ini..” kata gua sambil ngasih duit ke dia.

“ gua emang masih berondong seperti yang loe bilang, tapi gua juga punya hati. Walau hidup gua cukup, tapi gua mengerti perasaan loe.. mungkin Tuhan Cuma lagi kasih ujian buat hidup loe. Kalau pun itu berat saat ini, gua harap bantuan dari gua, bisa bantu meringankan beban loe..”

“ loe.. kenapa sih mau bantu gua.. kan gua ini bukan siapa-siapa loe, bukan temen loe. Bahkan bukan orang yang pantes kenal sama loe..” kata dia sambil menangis.

“ gua juga gak tau. Yang jelas, kita uda ditakdirkan buat jadi orang yang mengenal.. gua senang kok kenal sama loe. Sekarang pakai duit ini buat operasi nyokap loe ya,. Biar cepat sembuh dan loe bisa kerja yang lain.. bukan seperti sekarang..”

Dia terdiam sambil merenung.

“ kalau pun gua gak kerja kayak gini, gua juga uda pasti gak ada yang mau. Palingan laki-laki berengsek yang mau sama gua..”

“ kata siapa gak ada yang mau..”

“ ya kata gua lah.. mana ada sih yang mau sama bekas pelacur!! Bekas lonte…”

“ gua mau..”

Eva terdiam mendengar kalimat gua.

“ umur loe masih muda, belum tau yang namanya cinta. Ya sudah, terima kasih buat bantuan loe. Kelak kalau gua ada duit. Gua akan balikin duit ini.. sekali lagi, terimakasih”

“ sama-sama eva..”

Selang beberapa hari, eva sempat sms dan memberi kabar ke gua kalau nyokapnya sukses dengan operasi dia. Kita jadi rutin saling sms dan telepon hingga akhirnya dia ngundang gua ke rumah dia untuk bertemu nyokap dia. Gua menerima tawaran dia sekaligus ingin tau apakah benar kalau nyokap dia habis dioperasi. Ketika gua sampai kerumah, nyokapnya berlinang air mata ngucapin terima kasih, gua bersyukur ternyata eva jujur apa adanya. Dan yang paling gua senang, dia bilang ke gua, kalau dia lagi cari kerjaan buat hidup sebagai orang bersih.

Saat itu, tanpa sepengetahuan eva. Bokap tirinya tiba-tiba minjem duit ke gua, dia bilang buat bayar utang. Karena gua gak enak nolak, akhirnya gua kasih duit ke bokapnya tanpa sepentahuan eva. Gua juga sering bantuin ngaterin eva untuk cari kerjaan yang baik. Sampai akhinya dia dapat kerjaan sementara. Selama ini, keluarga dia gak tau kalau eva kerja sebagai pelacur, eva berusaha nutupi dan akhirnya lembaran gelap itu terkubur dengan sendirinya.

Tanpa kita sadari, gua dan eva samakin dekat. Setelah pendekatan itu, akhirnya kita menjadi sepasang kekasih. Mungkin cinta itu memang buta ya, baru kali ini gua merasakan cinta yang begitu dalam dari seorang perempuan di usia gua yang masih muda. Ketika dulu gua punya cinta monyet. Gua gak pernah ngerasa sebahagia ini selain bersama eva. Walaupun dia punya masa lalu kelam, cinta berhasil membuat gua menghapus semua pandangan buruk itu. Seminggu setelah jadian, dengang uang jajan yang gua kumpulin, gua membeli cincin yang sama untuk kita pakai sebagai lambang cinta. Buat eva mungkin ini aneh, tapi dia sadar, gua masih berondong dan pasti gaya pacarannya juga kayak sinetron di tv jadi dia maklumin.

Tapi sepanjang waktu kami pacaran, gua merasa eva semakin hari semakin kurus dan tubuhnya jadi lemes gitu, ketika gua Tanya ke dia, dia Cuma bilang kalau dia mungkin kecapean. Tapi sebenarnya ada hal yang gua takutkan dengan kondisi dia. Gua masih ingat, untuk memastikan kalau eva ga bohong pas bilang butuh duit, gua sempat kembali ke tempat pelacuran dia kerja, dan iseng-iseng gua ngobrol sama cewek disana tentang dia.

“ loe siapanya eva?”

“ temen aja mbak, kalau boleh tau, dia kan cantik, kok bisa ga ada pelanggan sih?”

“ nasib mas, eva kena penyakit sifilis( penyakit kelamin). Kayaknya banyak pelanggan yang uda tau dia itu kena penyakit gituan, makanya ga ada yang mau sama dia! Disini kan pesaingan ketat, ada yang bocorin gitu, makanya kasihan dia..”

“ kenapa ga berobat aja dia..?”

“ maunya sih gitu! Tapi nyokapnya kan sakit, jadi dia mati-matian cari duit buat nyokap dia dulu, baru nanti mikirin sembuhin penyakit dia.. “

“ kasihan ya..”

“ iya mas, susah hidup sekarang. Saya yang dulu anterin dia ke dokter aja jadi sedih kalau bayangin hidup dia..”

Dari apa yang teman dia bilang, gua jadi yakin kalau eva jadi kurus ini pasti karena penyakit dia dulu. Walau dia ga pernah mau cerita ke gua, mungkin karena dia takut. Kalau dia penyakitan maka gua akan ninggalin dia. Padahal gua gak pernah peduli dengan sakitnya dia. Sakit eva makin buruk sampai akhirnya dia ga kerja. Gua akhirnya nyamperin ke rumah, dan dia ga bisa bangun karena tiba-tiba tubuhnya jadi kayak lumpuh gitu.

Saat itu juga gua putuskan untuk bawa dia ke rumah sakit, dia sempat menolak.

“ Rasya, rumah sakit itu mahal, orang miskin kayak gua kalau sakit itu ga ada keadilan, jadi biarin aja gua minum obat biasa, nanti juga sembuh”

“ loe itu uda gak bisa bangun. Gak usah pikirin duit. Gua ada tabungan, yang penting sekarang kita ke rumah sakit.”

Dengan penuh kesedihan, akhirnya eva gak bisa nolak kemauan gua. Gua menggendong dia sampai ke rumah sakit, dia dirawat dan dokter mengatakan ke gua dengan berat hati kalau eva sudah kenapa sifilis akut dan seluruh tubuhnya uda terkontiminasi sama sel-sel neurosifilis yang kemungkinan sembuhnya kecil. Dengan penuh air mata gua memohon kepada dokter untuk sembuhin dia. Gua dan nyokap serta adiknya saling bergantian jaga dia. Saat itu lagi ujian akhir kelulusan sekolah, gua harus bertahan dalam dua hal. Konsetrasi ke ujian dan konsetrasi ke eva.

Mungkin kedua cobaan itu berat tapi akhirnya gua berhasil mengerjakan semua ujian yang datang silih berganti bersamaan dengan waktu gua menjaga eva. Eva semakin kritis. Dia gak banyak bicara lagi seperti sebelumnya. Sepertinya dia tau, hidup dia tidak akan lama lagi. Dia nyerahin sebuah diary ke gua. Dimana disana dia bilang hanya boleh dibaca setelah tiba saatnya nanti.

“ jangan dibuka ya sampai nanti kalau gua uda ga bisa bangun lagi..”

“ kok loe ngomong gitu..”

“ Sya, mungkin.. selama ini gua gak pernah jujur tentang panyakit gua, tapi gua Cuma ga mau kalau loe tau gua punya penyakit ini, loe ninggalin gua. Ternyata gua salah, loe benar-benar hadiah paling indah dalam hidup ini yang dikasih Tuhan buat gua. Gua pikir.. Tuhan gak akan pernah ngasih kebahagiaan buat gua karena memang gua ga pantes. Ternyata gua salah, Tuhan itu adil. Dan keadilan itu dia tunjukkan lewat loe..”

“ jangan ngomong gitu eva.. gua yang harusnya bersyukur punya pacar seperti loe dalam hidup gua, loe benar-benar anugrah..loe harus kuat ya, kita sama-sama berjuang untuk kebahagiaan kita..”

Eva hanya menangis mendengar gua bicara begitu. Gua pun menangis. Entah mengapa, gua seperti merasa ini adalah ujung dari akhir kisah kami.

“ sya, gua mau minta tolong satu hal lagi sama loe. .boleh?”

“ ngomong aja eva, kita kan pacaran, terbuka aja..”

“ gua gak punya apa-apa untuk ngasih loe sebagai balasan atas kebaikan loe, tapi gua Cuma punya ini.. bisa loe ambil kalung ini dari leher gua, soalnya.. tangan gua uda gak bisa bergerak lagi..”

“ kenapa bicara begitu.?”

“plz.. ambill” dengan berat hati gua melepas kalung itu dan mengambilnya.

“ disimpan ya.. sama buku harian yang gua tulis itu..”

“ iya eva.. tadi kamu bilang mau minta tolong, kenapa gak dilanjutkan?”

“ kalau gua mati, tolong jangan kubur gua di sini, gua mau dikubur di tanah kelahiran gua.. bisa..”

Mendengar kalimat itu dari mulut dia. Hati gua hancur. Gua gak tau harus bagaiman mengungkapkan kata-kata yang pantas untuk membuat gua bangkit dan percaya kalau dia akan sembuh. Gua hanya bisa menangis dan mengiyakan permintaan dia. Karena ada ujian lagi di besok. Gua pamitan sama dia. Gua mencium kening dia dan dengan berat hati saat itulah gua merasa ini terakhir kalianya gua akan melihat dia.

Dengan penuh tangis, gua pulang dan berharap Tuhan sekali lagi memberikan keadilan untuk hidup dia. Besoknya gua ujian terakhir dan ketika gua ingin jenguk dia, gua melihat sudah banyak orang di kamar dia di rawat. Semua menangis dan disitulah gua tau, eva telah pergi untuk selamanya. Gua hanya bisa tertunduk lesuh dan menangis dalam hati. Berat rasanya harus melepas kebahagiaan sesaat yang ada dalam hidup gua. Permintaan terakhirnya untuk di makamkan di tanah kelahirannya gua lakukan sebagai tanda cinta terindah dalam hidup gua untuk dia.

Kini, gua menyadari bahwa. Hidup itu sesungguhnya tidak pernah memihak kepada siapapun di dunia ini. tapi hidup itu membuat kita hanya bisa memihak kepada satu hal, bertahan untuk hidup dengan segala cara apapun. Eva mungkin telah berjuang hidup dengan ketidakberpihakan hidup tapi ia berhasil membuktikan kepada gua kalau disaat akhir hidupnya, dia benar-benar merasakan keadilan hidup sesungguhnya. Dengan cinta dan kasih sayang murni tanpa air mata penderitaan. dia mampu mengubah dirinya yang dulu adalah makluk hina menjadi seorang bidadari , walaupun itu hanya di hati gua, tapi gua percaya kelak semua orang akan setuju dengan apa yang gua bilang kalau dia adalah bidadari terakhir yang hidup di dunia ini

Saat hanya bisa mengenangnya , hanya buku harian ini yang tersimpan dan membuat hati gua merasa mungkin jalan terbaik dalam hidup kita adalah seperti saat ini. 30-april 2010, itulah hari paling memilukan dalamn hidup gua dimana saat itulah gua memiliki kesempatan untuk membaca

tulisan terakhir eva untuk gua..

To : My Lovely .....

Dear, makasih kamu udah mau jadi pendamping akuselama ini...makasih juga udah mau jadi malaikatpenyelamat untuk ibu aku...Andaikan kamu tau aku punya penyakit gini,aku yakin kamu pasti kecewa trus tinggalinaku,yakin banget makanya aku ngerahasiainini semua...maaf ya?Dear,Kamu Laki-laki paling baik yang pernah aku temuin,kamu mau terima aku apa adanya..Aku perempuan kotor,miskin,keluarga semrawut,tapi kamu tetep mau deket ma aku Dear,andaikan aku udah gak hidup lagi di duniaini,kamu jangan sedih ya ? masih banyak perempuanyang lebih baik dari aku..kamu orang baik,haruspunya pendamping yang baik juga :')Inget,jangan lagi datang-datang ke tempat kotorgitu.setebal apapun iman kamu,pasti bisaruntuh ama yang namanya perempuan.Dear,walau dunia kita udah beda,aku tetep ada dihati kamu kan?janji?aku akan slalu disampingkamu,aku akan jaga kamu.......Maaf andaislama ini aku&keluarga udah nyusahin kamu :*Goodbye.......

Semoga kamu bahagia disana eva, aku selalu ada untuk kamu walau kita telah berbeda dalam dunia ini. dan percayalah loe adalah bidadari terakhir dalam hidup gua,

tamat

TULISAN DAN KALUNG SERTA CINCIN KENANGAN CINTA EVA DAN RASYA

UNTUK KEPENTINGAN NARASUMBER DAN HAK PRIVACY MAKA NAMA SUMBER DIRAHASIAKAN,

SEMOGA KISAH INI MEMEBERIKAN PELAJARAN UNTUK KITA UNTUK LEBIH MENGHARGAI SETIAP KEHIDUPAN

True Story " Ibu Aku Mencintaimu"

IBU- AKU MENCINTAIMU…


”Karena tidak ada kasih sayang yang sesungguhnya abadi dalam pikiran kita selain kasih sayang seorang ibu yang selalu kita ingat sampai kita berakhir nanti” Agnes Davonar

Dalam hidup, kita memiliki banyak kasih sayang. Kasih sayang yang mungkin bagi sebagian orang hanya sesaat tapi bagi yang lain menjadi abadi selamanya. Seperti kisah ini, kisah kasih sayang seorang ibu yang aku harapkan pernah terjadi dalam pada hidup kalian tapi tidak kalian sia-siakan. Ingatlah, Kasih sayang seorang ibu tidak akan pernah berhenti ia berikan dalam keadaan apapun. Semoga kisah ini menyadarkan kalian betapa penting arti ibu dalam hidup kalian.

Aku punya seorang ibu, dalam usia yang muda, ia melahirkanku karena pernikahannya yang muda. Ayah dan ibu hidup bahagia dan melahirkan aku yang manja dan serba hidup cukup. Sampai umurku 7 tahun, aku selalu mendapatkan apapun yang aku inginkan. Untungnya aku pintar sehingga selalu menjadi juara kelas. Kata guruku sih, aku ini jenius sehingga walaupun tanpa belajar pun nilai ujian di kelasku selalu mendapatkan nilai A.

Kebahagiaan yang aku rasakan dan kemewahan yang aku rasakan semua tiba-tiba menjadi sirna ketika ayah mengalami kecelakaan. Ia meninggal dan meninggalkan hutang yang begitu besar. Aku tidak pernah siap miskin tapi tidak dengan ibu. Kami kehilangan rumah dan harus tinggal dirumah susun murah yang hanya memiliki satu ruangan dengan satu kamar. Ibu tau, aku pintar dan tidak seharusnya berhenti sekolah, karena penikahan yang muda dan ditentang keluarga akhirnya ibu terusir dari keluarganya. Sedangkan orang tua ayah, sudah tak ada siapapun yang mau membantu kehidupan kami.

Setelah menjual segala perhiasan yang ia miliki. Ibu memiliki ide untuk berjualan bakmi ayam. Saat itu umurku 13 tahun. Ia masih harus menanggung hutang-hutang ayah yang harus ia bayar.

“ ibu akan berjualan bakmi untuk membantu kehidupan kita. Angel bantu-bantu.. ibu ya?”

Aku terdiam dan rasanya tidak menyukai ide ibu.

“ ibu akan jualan bakmi dimana? Memangnya ibu bisa buat bakmi?” tanyaku.

“ Loh dulu nenek ibu kan dagang bakmi, jadi ibu tau resepnya. lalu mungkin ibu berdagang di depan jalan besar depan komplek. Disitu banyak orang yang kerja di pasar. Kali-kali saja laris. Sehingga kamu bisa tetap sekolah.”

“ aku gak mau.. aku malu. Ibu saja yang jualan, aku gak mau bantu..”

“ iya nak, kamu gak usah bantu ibu, kamu cukup belajar yang giat dan ibu yang nantinya akan bekerja..besok ibu akan pergi ke sekolah kamu untuk mencoba meminta beasiswa..”

Aku senang ibu tidak mengharapkan aku berjualan bersamanya. Apa jadinya kata orang tentangku. Ibu memiliki gerobak bakmi yang ia beli bekas dan setiap pagi ia akan mendorong gerobak itu ke lapak tempatnya berjualan lalu sepagi mungkin sebelum matahari terbit ia sudah tidak ada di rumah ketika aku bangun. Ia tidak pernah memintaku untuk berjualan tapi terkadang aku membantunya untuk sekedar memotong bawang putih dan hanya tugas-tugas mudah di dalam rumah yang terpenting aku tidak sudi ikut berdagang dengan ibu.

Teman-temanku, mungkin tau. Kalau ayahku telah meninggal. Tapi mereka tidak pernah tau kalau keluargaku jatuh miskin. Ibu berhasil mendapatkan beasiswa untukku sehingga aku tidak perlu membayar uang sekolah sampai aku lulus smp nanti. Tapi kehidupan sekolah yang aku rasakan berbeda dengan saat ayah ada dulu. Kini aku jarang sekali makan dikantin. Aku membawa bakmi buatan ibu setiap hari yang membuatku bosan, ketika teman-teman mengajakku makan. Aku selalu berkata.

“ aku lagi gak mau makan di kantin, gak mood” atau “ aku sedang diet” padahal aku tidak mempunyai uang.

Tapi, kalau aku lagi beruntung, bila seorang teman yang sedang ulang tahun, maka tanpa ragu aku akan membuang bakmi buatan ibuku dengan makanan kantin traktiran. Karena aku juga pintar, aku tau bagaimana memanfaatkan teman-temanku yang bodoh. Sekedar untuk membuatkan atau mengerjakan PR Sekolah, itu bisa membuatku memiliki uang saku. Ibu tidak akan memberikan uang jajan lebih padaku. Ia hanya menjatahku 5000 sehari dan bisa dibayangkan bagaimana aku hidup dengan uang sekecil itu.

Agar teman-temanku tidak pernah tau ibuku berjualan bakmi. Aku selalu menghindar saat melihat ibu berdagang di jalanan pasar. Aku mencari jarak yang lebih jauh untuk berputar sampai ke belakang jalan rumah susunku yang jelek. Karena daerah kumuh, tentu saja teman-temanku tidak akan selevel untuk menuju kesana. Kalaupun ingin mengerjakan tugas rumah. Ya aku menuju rumah mereka, setelah puas tidur di ranjang empuk sahabatku. Aku pulang dan menderita bersama kasur keras rumahku.

Ibu walau bekerja dari pagi hingga sore hari. Ia tidak pernah berhenti untuk bertanya tentang pekerjaan sekolahku. Ia tetap memperhatikan diriku dan entah mengapa sejak menjadi miskin seperti ini hubungan kami menjadi dingin, aku tetap berpendapat kematian ayah dikarenakan oleh ibu atas kesalahan ini. kalau saja saat itu, ia tidak meminta ayah menjemputnya di salon. Ayah tidak akan mengalami kecelakaan. Jadi sejak miskin seperti ini.. Aku hanya selalu menjawab sepatah kata ketika ia bertanya.

Kemiskinan kami berjalan sampai akhirnya aku duduk bangku sekolah menengah umum dan lulus dengan nilai yang baik sehingga mendapatkan beasiswa di sekolah sma favorit. Untuk membeli baju sekolah baru saja ibu tidak mampu karena masih harus membayar hutang ayah. Ia malah menerima sumbangan dari tetangga kami yang kebetulan sudah lulus sma dan memberikan pakaian itu padaku.

“ aku gak mau pakai baju bekas. Mending aku gak usah sekolah.”

“ angel, kamu harus paham keadaan kita. Pakailah baju ini untuk sekolah, untuk sementara sampai ibu bisa memberikan yang baru.”

“ dari dulu juga ibu selalu bilang ingin beli ini itu?, tapi ujung-ujungnya bohong. Kenapa sih bu? kita jadi semiskin ini, kalau ayah masih ada! Ia ga mungkin kasih aku baju bekas kayak gini” teriak aku kasar dan meninggalkan rumah.

“ angel mau kemana?”

“ mau cari angin. Bosen sama keadaan rumah yang miskin kayak gini!

Jika aku marah, ibu tidak akan marah padaku. Entah berapa banyak keluhan dan kemarahan yang aku lakukan untuknya. Yang aku tau, aku hanya ingin hidup kami seperti dulu. Tidak sesulit dan semiskin ini. Tuhan rasanya tidak pernah adil dengan hidupku, ia seperti mempermainkan aku.

***

Sekolah baruku ini lebih nyaman dengan keadaanku karena semua anak-anak di sekolahku anak baru yang tidak tau latar belakangku, walaupun sekolah ini masih khusus bagi mereka anak-anak mampu. Sebagian dari anak-anak di kelas mungkin menyukaiku tapi yang lainnya terkadang memandangku dengan aneh. Terkadang aku mendengar bisikan yang cukup membuat telingaku panas.

“ itu si Angel, orang tuanya mampu gak sih? kok bajunya dekil ya.. emangnya sekolah ini terima anak kayak gitu ya “kata Agnes kepada teman-temannya.

“ denger-denger sih dapat sekolah gini karena beasiswa” ujar teman agnes sengaja saat aku lewat.

Aku ingin marah mendengar mereka bergosip tapi aku lebih berpikir cerdik untuk tidak meladenin omongan mereka daripada apa yang mereka bicarakan semakin meluas karena aku tanggapi. Sepulang sekolah, aku menangis. Tidak terima dengan kata-kata temanku. Ibu kebetulan sedang pulang mengambil bakmi yang habis.

“ angel hari ini dagangan ibu habis loh,, ibu senang banget” kata ibu padaku dan ia tiba-tiba melihatku menangis.

“ kenapa kamu nangis..”

“ emang ibu peduli? Ibu mana peduli sama hidup aku”

“ kenapa bilang begitu..”

“ aku malu bu, semua orang ledekin baju dekil ini..aku gak mau sekolah lagi besok?”

Ibu hanya menghela nafas. Kemudian pergi setelah mengambil bakmi di kulkas. Ia menutup pintu dengan air mata. Ia berdagang tanpa semangat. Menghitung setiap uang yang ia dapatkan dari semangkok bakmi yang terjual. Menyisakan sebagian untuk modal besok. Ia bangun pagi sekali untuk membeli sayur dan kebutuhan berjualan bakmi. Bahkan aku rasa ia hanya tidur 3 jam untuk sehari-harinya. Wajahnya yang cantik dulu kini menjadi tidak terawat. Ia menjadi saat buruk dengan tambahan kantung hitam dibawah matanya.

Suatu malam saat aku tertidur, ibu pulang dengan keadaan pincang. Ia seperti kelelahan membawa barang barang belajaan dipasar. Ia mengelus ngelus kakinya. Aku memperhatikannya.

“ ibu kenapa?”

“ jatuh saat ke pasar. Licin. Sakit sekali.. rasanya terseleo besok ibu coba urut..”

“ kalau gitu gak usah lagi ke pasar. Uda tau licin dan jorok. Beli aja di supermarket”

“ kalau gak beli disana. Ibu ga ada untung angel, disana lebih murah..”

“ terserah ibu.”

“ besok bantu itu dorong grobak ya ke lapak..”

Aku tidak menjawab dan tertidur. Keesokan paginya, saat aku terbangun aku melihat ibu mendorong gelobak dengan kaki yang kesakitan. Aku ingin membantu tapi tiba-tiba ada agnes dan kawan-kawan yang sedang berjalan. Karena tidak ingin malu, aku pun memutuskan untuk langsung pergi ke sekolah. Saat di kelas. Agnes dan kawan-kawan menikmati bakmi. Bakmi yang aku tau itu ia beli dari ibuku.

“ bakminya enak ya?besok beli lagi yuk. Ada yang mau nitip?”

“ beli dimana sih? “ Tanya teman yang lain.

“ tuh di ibu pincang.. di depan jalan rumah susun pasar.”

Aku jadi was-was kalau sampai tau mereka membeli bakmi itu dari ibuku. Ketika pulang aku meminta ibu untuk tidak jualan besok. Tapi ibu menolak karena tidak memiliki alasan untuk itu. Aku marah dan memutuskan pergi dari rumah malam itu. Di jalan aku bertemu dengan seorang anak yang aku rasa tinggal di rumah susun. Ia bernama Aji. Ia manawarkan aku botol aqua saat aku termenung di teras lantai rumah susun.

“ kok bengong, neh minum..” tawarnya dan aku terdiam.

“ masih di segel kok aman. Loe anaknya sini ya? Gua temannya tetangga loe. Kita satu sekolah kok, Cuma bedanya gua uda kelas 3 loe masih kelas 1, kebetulan gua lagi ke rumah saudara gua disini dan liat loe.. ”

Aku menerima minuman itu dan mulai merasa nyaman dengan aji.

“ namanya siapa kalau boleh tau. Kok malam-malam gini diteras rumah susun sendirian?””

“ angel, gua kalau lagi BT ya disini.. dan gua emang tinggal disini gak masalah kan?“

“ gak masalah lah? Emang kenapa kalau tinggal disini?”

“ kirain masalah..?”

“oh pasti ada masalah ya. Mau cerita?”

Aku tidak bercerita padanya tapi akhirnya memiliki sahabat baru yang bisa membuatku nyaman malam itu. Keesokan paginya. Aku duduk di kelas sambil mengerjakan tugas teman-teman sekolahku. Lumayan untuk membantu uang jajanku. Tiba-tiba agnes berada di kelas bersama teman-teman genknya,

“ ngomong-ngomong, di sekolah ini yang namanya angel itu ada berapa ya? Katanya ibu bakmi itu punya anak sekolah disini namanya angel loh.. “

“ ibu bakmi yang mana?”

“ ibu bakmi yang tadi pagi kita makan, yang pincang itu..”

“ atau jangan-jangan angel yang ibu pincang itu maksud si..” kata mereka meliriku.

Aku langsung meninggalkan kelas. Apa jadinya hidupku kalau anak-anak satu sekolah ini tau kalau aku anak pedagang bakmi. Saat aku di taman, aji tiba-tiba muncul.

“ kenapa sih setiap gua ketemu loe. Loe itu mukanya kok bt selalu?”

“ gua agak sebel sama teman-teman di kelas, suka banget gossip.. jadi ga mood aja”

“ gosiipin loe..?”..” begitulah..” jawabku.

“ cuekin aja kalau gossip aja mah.. namanya gossip kan ga tentu benar. Bawa asyik aja. Eh ngomong-ngomong, kalau mau pulang sekolah nonton gimana?”

“ hm…?” kataku ragu. “ gua traktir.. tenang aja”

Dan akhirnya pulang sekolah kami pun berangkat nonton. Rasanya kehadiran aji membuat aku lebih memiliki banyak hal yang baik. Ia membuat aku merasa lebih dihargai kebanding teman-temanku yang norak dan hobbynya bergosip. Aku pulang ke rumah dan saat itu ibu melihatku bersama aji saat ia menurunkan aku dari motornya. Ia mendekatiku.

“ siapa angel?”

“ tante aku aji, teman sekolah Angel..” kata aji.

“oh iya, aku ibu angel..” kata ibu dan aku hanya terdiam,

“ kalian lapar? Kalau lapar bisa makan bakmi di tempat dagang tante…” kata ibu dan aku terkejut marah

“ aku gak lapar. Aku mau pulang aja..”

“ tante dagang bakmi..?” Tanya aji pada ibu.

“ ia dekat depan sini, ayo dicoba siapa tau bisa promosi ke teman-teman..”

“ apa-apaan sih ibu. “ kataku dan meninggalkan mereka berdua.

Aji dan ibu hanya saling menatap.

“ maafin ya, si angel sifatnya agak gampang marah, kalau kamu gak sempat makan bakmi buatan tante bisa besok atau kapan-kapan saja..”

“ iya tante..”

Aku merasa marah karena ibu menawarkan bakmi kepada aji. Seharusnya aji tidak perlu tau ibu berdagang bakmi. Aku tidak bicara seharian dengan ibu aku jadi bingung bagaimana sekarang menghadapi aji yang pasti bertanya-tanya tentang ibuku.

Keesokan paginya sebelum sekolah, Agnes dan kawan-kawan sudah muncul di lapak bakmi ibu.

“ ibu aku mau Tanya. Anak ibu yang sekolah ditempat kami itu. Angel yang anak kelas 1 kan, itu yang mana sih orangnya?”

“ oh.. anak ibu yang tinggi dan rambutnya panjang. Tunggu sebentar. Di dompet ada fotonya..siapa tau kalian kenal.”

Lalu ibu menunjukkan foto aku dan agnes bersama kawan-kawannya langsung mendapatkan berita headlines yang luar biasa membahagiakan. Mereka langsung ke sekolah. Saat itu aku membaca komik yang aku pinjam dari temanku Hendra, ia bertubuh gemuk dan sedikit bodoh tapi menjadi sahabat baik yang selalu banyak membantuku dikelas. Saat bel berbunyi. Guru sekolahku belum masuk, tiba-tiba agnes langsung berdiri dikelas.

“ teman-teman ada pengumumanan neh..” teriak agnes.

Mereka semua langsung menatap agnes dan aku pun begitu.

“ dengerin neh ye pada.. kalau semua disini suka bakmi. Yang mau beli bakmi enak dan yang biasa gua makan sama teman-teman bisa pesan ke gua. Bakminya enak loh. Kalau kalian mau.. order di gue aja. Cuma 10.000 semangkok..lumayan itung-itung bantu ibu itu, kasihan pincang dan anaknya juga kayaknya butuh biaya buat sekolah…”

Sepertinya anak-anak sangat tertarik dengan bakmi itu. Guru sekolah masuk. Agnes pun duduk dengan senyum-senyum puas menatapku. Saat istirahat sekolah tiba-tiba ia mendekatiku.

“ ngel, neh pesanan bakmi.. kasih ke nyokap loe..”

“ apa-apaan sih loe..”

Mereka saling menatap dan tiba-tiba tertawa sambil meledekku.

“ kok loe pura-pura bego gitu sih, bukannya ibu pincang yang jualan bakmi itu nyokap loe. Tadi pagi dia cerita ke kita-kita kok. Malah minta bantuan promoin bakmi dia.. kita-kita kan baik. Akhirnya bakmi nyokap loe gua promosiin dan pesanan banyak.. nek kasih ke nyokap loe. Niat baik kok ditolak..” kata agnes sambil memberikan kertas padaku.

Aku mengambilnya dan merobek lalu melempar kepadanya.

“ loe gak usah cari gara-gara ya..berengsek” kata agnes dan kami pun berkelahi.

Setelah dipisahkan agnes berteriak-teriak menghinaku dengan wajahnya yang lebam begitu pula aku.

“ dasar loe orang miskin gak tau diuntung, uda bagus gua bantu jualarin bakmi emak loe.. sekali miskin tetap miskin!!”

Aku pulang dengan perasaan marah. Mengapa ibu tega melakukan ini dan mempermalukan aku. Saat itu aku menangis dirumah. Ibu sedang berdagang , ketika ia berjalan mengantar mangkok ke pelanggan tiba-tiba ia terjatuh karena kakinya kesakitan. Pembeli itu mendekati ibu.

“ ibu kenapa kakinya gak di urut aja sih atau bawa ke dokter..”

“ gapapa, ini entar juga sembuh sendiri.. “

Hari ini ibu pulang lebih pagi dari berdagang. Seorang pelanggan mendekat

“ kok pagi amet tutupnya, padahal saya mau makan?”

“ iya neh, anak saya ulang tahun.. saya mau ke pasar beli baju buat dia..”

Ibu sengaja menahan rasa sakit itu bukan karena ia tidak ingin pergi ke tukang urut untuk mengobatinya. Tapi ia memiliki alasan lain karena ia ingin memberikan aku hadiah, hadiah sebuah pakaian seragam sekolah baru untukku. Ia tampak puas dengan barang belajaan yang ia beli. Saat itu pulang dengan gembira dan tiba-tiba terkejut melihat wajahku yang lebam.

“ kamu kenapa bisa kayak gini? Kamu jatuh kenapa angel?”

“ ibu mau tau kenapa? Semua gara-gara ibu, buat apa ibu minta agnes untuk bantuin jualan bakmi di sekolah, ibu gak tau semua orang jadi tau aku anaknya tukang jual bakmi pincang itu!!”

Tiba-tiba ibu menamparku dan itulah tamparan pertama dia dalam hidupku. Aku marah dan pergi dari rumah berlari diatas hujan lebat. Ibu menangis dan terduduk di kursi meja makan dengan wajah lesuh. Aku tidak tau harus berlari kemana dan tanpa arah. Aku hanya terduduk dan terdiam diantara hujan dan menangis. Merasa hidup ini tidak pernah adil, mengapa aku harus mengalami kemiskinan. Aku tertidur di halte bus. Dan saat aku bangun hujan telah hilang. Jam 11 malam saat itu.

Aku berjalan pulang dan tiba-tiba seorang tetangga memberitahu aku kalau ibu terjatuh dari tangga. Kini ibu sedang dirawat dirumah sakit. Aku terkejut dan langsung menuju rumah sakit. Melihat ibu dengan keadaan kakinya penuh bebat. Ia patah kaki karena terjatuh dari tangga.

“ kenapa ibu bisa sampai begini?” tanyaku.

“ ibu ingin turun dan cari kamu tiba-tiba ibu terjatuh dari tangga, ibu minta maaf sudah menampar kamu..”

Aku terdiam dan berusaha melupakan masalah itu. Dokter kemudian memeriksanya dan ia berkata padaku ibu harus menginap beberapa hari.

“ kata dokter ibu gak boleh pulang dulu, ibu harus di rawat disini. “

“ tapi biaya rumah sakit mahal, kita mana mampu angel..”

“ mana aku tau.. siapa suruh ibu jadi begini. Angel mau pulang dulu. Ngantuk dan besok harus sekolah.”

Kataku kesal walaupun merasa kasihan terhadap ibu tapi harga diriku terlalu tinggi untuk menunjukan rasa peduliku pada ibu. Saat aku pulang tiba-tiba aku melihat, kue ulang tahun kecil dan baju seragam sekolah baru. Saat itulah aku sadar, ibu menyiapkan ulang tahunku hari ini. aku terlalu sibuk karena stres memikirkan masalah sekolah sampai tidak sadar. Seragam baru itu membuatku sedikit bisa pamer besok di sekolah. Ingin aku mengucapkan terima kasih pada ibu tapi sayang ia tidak ada rumah. Minimal besok, aku bisa katakan itu bila aku ingat!!

***

Ibu bisa keluar rumah sakit tiga hari kemudian dengan biaya uang yang sangat banyak dan menghabiskan tabungan. Untuk sementara ia tidak berdagang bakmi dan itu bisa membuatku selamat dari gosip agnes yang sedang gencar2nya meledekku dengan anak tukang bakmi. Walau tanpa penghasilan, tapi aku bisa bertahan dengan uang tips mengerjakan pr teman-teman sekelas. Aku tidak lagi butuh uang jajan dari ibu.

2 bulan kemudian ibu sudah mulai bisa berjalan dengan tongkat. Suatu malam aku tidak mampu bangkit dari tempat tidur dan Tubuhku panas dingin. Ibu cemas dan membawaku ke dokter. Ternyata aku terjangkit virus demam berdarah dan masuk fase kritis. Biaya yang sangat besar membuat ibu sangat bingung dengan keadaannya yang tidak lagi berdagang bakmi. Tanpa memikirkan biaya ibu memaksakan aku dirawat. Saat itu ia hanya terdiam lemas menatapku tak berdaya. Dan dirumah sakit itu ada seorang suami yang menangis karena istrinya sekarat. Ia membutuhkan ginjal untuk istrinya. Tapi tidak ada donor yang bersedia untuk menolong kelangsungan istrinya. Ibu mendekat dan tiba-tiba ia menawarkan dirinya. Orang itu menawarkan sejumlah uang pada ibu. Demi aku, ibu pun rela menyumbangkan satu ginjalnya.

Berkat ginjal yang ibu sumbangkan aku bertahan hidup Karena ibu langsung memindahkan aku ke perawatan yang terbaik di rumah sakit itu. Saat aku sembuh beberapa hari kemudian, aku tidak melihat ibu. Aku hanya melihat Aji datang bersama Hendra sahabatku. Sampai akhirnya aku keluar rumah sakit beberapa hari kemudian. Tidak ada yang menjemputku, mereka bilang ibu sedang keluar kota untuk bertemu dengan keluarganya meminta bantuan uang. Padahal yang aku tau biaya rumah sakit telah terlunasi. Ibu sengaja bilang ia keluar kota agar ia tidak tau kalau ia dalam masa perawatan.

Tapi aku salah dan semakin menyadari kehilangan ibu. Sudah dua minggu aku tidak melihat ibu dan akhirnya seorang tetangga memberitahu aku kalau ibu dirawat dirumah sakit yang sama dengan anaknya sebab mereka tidak sengaja melihart ibu. Aku langsung menuju rumah sakit. Ibu tergelatak lemas di tempat tidur. Ia melihatku dengan air mata.

“ kenapa ibu bisa dirawat disini? Ibu sakit apa?”

“ ibu gapapa, sebentar lagi juga bisa keluar..”

“ ibu katakan pada angel, ibu kenapa.. jujurlah ibu..”

“ ibu gapapa nak.. ibu Cuma sakit..”

Aku tidak memaksa ibu untuk jujur lagi karena ia seperti kesakitan menahan perutnya. Malam itu aku menjaganya. Tiba-tiba ibu mengajakku bicara. Aku jadi ingat seragam sekolah dulu.

“ ibu.. terima kasih baju sekolahnya.. angel belum sempat bilang kemarin..”

“ iya nak, sama-sama. Angel maafkan ibu, bukan ibu selama ini tidak ingin membahagikan kamu. Ibu tau kamu marah karena kematian ayahmu. Ibu sudah berusaha untuk sebisa ibu membahagiakan kamu seperti saat-saat kita dulu bersama ayah. Tapi ibu gagal, ibu hanya bisa membuat kamu marah. Ibu benar-benar menyesal, maafkan ibu“

“ kenapa ibu bicara seperti ini, sudah tidak usah dibahas. Angel juga gak pernah berpikir begitu”

“ ibu, bukanlah ibu yang baik. Sampai tidak mampu membelikan kamu celana dalam ketika kamu dewasa bahkan tidak tau bagaimana harus membelikan kamu baju baru, ibu menahan rasa sakit di kaki ibu hanya untuk mengumpulkan uang agar kamu mendapatkan pakaian yang layak, tapi sebanyak apapun ibu bekerja, hutang yang ayah kamu tinggalkan tidak pernah habis.. bahkan hingga detik ini.” kata ibu menangis

“ sudah bu.. jangan teruskan.. angel minta maaf. Angel ga pernah ngerti perasaan itu. Angel egois dan tidak terima pada kenyataan kalau kita memang sudah bukan yang dulu..” kataku memeluk ibu yang menangis.

“ ibu hanya berharap. Ibu bisa mengubah keadaan seperti dulu lagi.. Cuma itu nak..”

Malam itu, aku baru tau betapa besar pengorbanan ibu padaku, rasa egois yang membuatku sadar bahwa aku begitu durhaka tak pernah menghargai pengorbanan yang ia lakukan. Aku memeluk ibu dan berjanji dalam hatiku ketika ia sembuh, aku akan membahagiakan dia dengan cara apapun. Ibu tidak semakin baik dari hari ke hari. Sampai akhirnya, ia meninggal malam setelah memelukku. Aku menangis kehilangan ibu dalam hidupku.

Dokter mengatakan ibu tidak mengalami hal baik setelah mendonorkan satu ginjalnya. Hal yang membuatku begitu pilu dan sedih, ibu melakukan semua itu untuk membuat hidupku terus ada. Ia rela menjual ginjalnya agar hutang ayah terlunasi. Agar masa depanku terjamin dengan uang donor itu tapi ia sendiri harus pergi dengan keadaan tanpa pernah melihatku dewasa seperti impiannya.

Hal terakhir yang ia katakan padaku, membuatku begitu berat untuk melupakan semua kebaikannya.

“ bagaimanapun ibu marah padamu, kemarahan ibu adalah kasih sayang. Tidak ada ibu yang akan marah tanpa alasan kepada anaknya. Kelak ketika kamu menjadi ibu,kamu akan mengerti, ibu di dunia manapun selalu ingin anaknya bahagia. Walau dengan kemarahan caranya..”

Andai saja ada penyesalan dan waktu yang berulang, aku tidak akan pernah melakukan kebodohan terbesar dalam hidupku menyia-yiakan pengorbanan ibu.

Tapi waktu adalah tempat yang kejam bagi mereka yang tidak pernah bisa menghargainya, seperti aku yang hanya bisa menangis menatap waktu-waktu indah yang seharusnya aku gunakan bersama ibu tapi kini hanya bisa terkenang dalam kenangan.

Semoga kisah ini bisa mengajarkan kita untuk mengerti

Kasih ibu mungkin tidak akan sempurna bagi hidup kita. Tapi kasih ibu adalah kasih tanpa balasan yang tidak akan pernah tergantikan dengan kesempurnaan hidup apapun di dunia ini.

tamat